Tradisi Desa Adat Suku Bali Aga Yang Unik
Tradisi Desa Adat Suku Bali Aga Yang Unik - Bali kaya akan tradisi dan budaya yang unik. Sehingga Bali memiliki daya tarik tersendiri untuk dikunjungi oleh para turis lokal maupun international . Bali juga dikenal dengan ke-eksotikan pantainya.
Selain itu, Bali juga memiliki banyak desa kuno atau yang
dikenal dengan desa Bali Agha yang masih menjaga tradisinya hingga sekarang.
Ada beberapa desa Agha Bali, yakni Tenganan Pegringsingan di
Karangasem, Desa Sidatapa, Cempaga, Tigawasa, Pedawa atau biasa disebut SCTP di
kabupaten Banjar, Buleleng, serta desa Trunyan dan Penglipuran di Bangli.
Tradisi Desa Adat Suku Bali Aga Yang Unik
Di antara sekian banyak desa Bali Agha yang masih kental
dengan tradisi klasik, kami akan menggambarkan 10 Desa Bali Agha dan keunikan
yang dimilikinya.
Jika anda berkunjung ke Bali tidak ada salahnya mengunjungi
kawasan ini dan anda pasti akan terkesima dan ketagihan untuk kembali lagi.
1. Desa Sidatapa
Selain itu, masih terdapat rumah adat tua yang merupakan salah satu rumah adat tertua di Bali yang dibangun sekitar tahun 785 M. Masyarakat Desa Sidatapa juga merupakan pengrajin kerajinan anyaman bambu khas Sidatapa, serta tarian dan ritual seperti Tari Jangkrang, Tari Ngabuang dan ritual Sang Hyang Gandrung hingga tenun tradisional.
2. Desa Cempaga
3. Desa Tigawasa
Selain itu, di desa ini juga terdapat tradisi boros atau berburu rusa yang akan dijadikan sebagai sarana berburu saat kesunyian desa. Saat ini di Tigawasa juga terdapat kawasan wisata Kubu Alam dimana pengunjung bisa berfoto di spot selfie menara bambu setinggi 7 meter.
4. Desa Pedawa
Salah satu tradisi yang masih berlaku di desa ini adalah mereka yang menikah dengan Baidoa harus memiliki Sanggah Ngaten. Saat ini di desa ini juga terdapat tempat wisata yang menarik yaitu Hobbit Castle yang terinspirasi dari film The Hobbit yang disutradarai oleh Peter Jackson. Di desa ini juga ada masakan khas yaitu sate talas.
5. Desa Julah
Seperti di Desa Baidoa, Desa Jola juga tidak mengenal adanya bangunan atau sistem kasta. Jika Anda mengunjungi desa ini, Anda akan menemukan banyak reruntuhan bebatuan, salah satunya adalah situs Batu Gambier yang telah diteliti sejak tahun 2005.
6. Desa Sembiran
7. Desa Trunyan
Untuk mencapai desa ini, Anda bisa melalui jalan darat dari Penelokan, atau dengan menyeberangi Danau Batur dari dermaga di Kedisan menggunakan perahu motor. Yang membuat desa ini terkenal dengan tradisi pemakamannya yang unik.
Pada umumnya jenazah orang Bali yang meninggal akan dikubur atau dikremasi, namun di Trunyan hanya dibaringkan di tanah. Mayat-mayat ini tidak menimbulkan bau karena di sana tumbuh pohon Taru Menyan yang dapat mengeluarkan bau harum dan mampu menetralisir bau tidak sedap dari mayat.
8. Desa Penglipuran
Jika Anda berkunjung ke desa ini, Anda akan menikmati
pemandangan rumah-rumah adat di kiri kanan jalan yang tertata rapi dan asri
dengan konsep tradisional.
Bahkan, desa ini dinobatkan sebagai desa terbersih dari
ketiganya pada tahun 2016 oleh majalah internasional.
Selain itu, di desa ini juga dilarang praktek poligami atau
poliandri, dan jika ada yang melakukan hal tersebut akan ditempatkan di karang
yang terletak di bagian paling selatan desa.
9. Desa Tenganan Pegringsingan
Ya, tradisi ini terletak di Desa Tenganan Pegringsingan, Kecamatan Manggis, Kabupaten Karangasem yang merupakan salah satu desa kuno atau Bali aga. Tradisi ini dilakukan sebagai penghormatan kepada Dewa Indra.
Selain terkenal dengan pandan, juga terkenal dengan tenun zigzagnya yang menggunakan teknik rajut ikat ganda. Butuh waktu hingga dua tahun untuk membuat sehelai kain ini.
10. Desa Bayung Gede
Cara penguburan jenazah di desa ini juga unik, yakni jenis
kelamin perempuan dikubur dalam posisi berbaring dan laki-laki dikubur
telungkup.
Selain itu, ada tempat khusus untuk penguburan ari-ari
(plasenta bayi), dimana ari-arinya terbungkus batok kelapa dan digantung pada pohon.
(*)
Posting Komentar untuk "Tradisi Desa Adat Suku Bali Aga Yang Unik"